bukan mencari cara untuk kembali.
Tapi memberi jarak pada dahulu dan kini.
Tentang bagaimana aku melangkah,
bukan terjebak pada kamu dan cerita lalu.
Kadang aku berlari menemuimu,
ketika sebuah esay panjang terbaca pada lembaran usang.
Aku sering terdiam ketika langit bergelombang
dengan lembayungnya yang berwarna jingga.
Jantungku berdegup cepat, betapa jemarimu begitu hangat
tawamu terlampau riang,
dan tatapanmu begitu memenjara.
Aku tidak butuh mesin waktu untuk menemuimu,
cukup sebuah pena, buku atau puisi.
Serenada yang pernah kau nyanyikan,
coklat strawberry, dan sebuah kedai
dimana kita pernah duduk bersama.
Semudah itu aku menemuimu,
cukup kupejamkan mata,
maka tawamu hadir begitu nyata.
Cukup sebuah lagu maka kita akan bertemu…
Lalu ketika aku terjaga,…
maka semua kembali semula, cukup kutepiskan
dan semua kembali bernama kenangan
* setahun lagi akan terlewati…*
Ehem