Seringkali waktu mengkhianati kita tentang harapan dan masa depan. Kadang dan seringkali memudarkan apa yang sebelumnya begitu kuat mengikat. Kadangkala mengekalkan apa yang sebelumnya tak bermakna.
Kadangkala kita bertahan untuk mengingat atau bertahan untuk melupakan. Apapun sejatinya adalah apa yang kau pilih dan kau inginkan. Bukan tidak mungkin kita harus mengabaikan sesuatu yang berharga bagimu demi sesuatu yang kau yakini.
Cobalah bermain-main dengan waktu, dan dia akan meninggalkanmu tanpa sejenak pun menunggumu bergegas mengejarnya.
Seringkali aku lupa cara tersenyum, bukan karena gulita hidupku tapi karena kurang syukurku. Bahagia menjadi begitu mahal ketika kita melupakan hal-hal kecil, seringkali udara menjadi begitu pengap bukan karena jendela ku terkunci tapi aku enggan membuka dan menghirup udara pagi dan membiarkannya melewati paru-paru diafragmaku dengan rasa syukur.
Lemahku karena jauh dariMu, lemahku karena sedikit syukurku, lemahku karena banyak keluhku.
Akhir-akhir ini aku sering sendiri dalam artian sebenarnya, berpangku tangan membuat suara hati lebih jelas terdengar. Rasa sunyi membuat bisikan hati lebih nyata bicara.
Akhhhh,… seharusnya aku belajar pada ketegaran pohon. Yang merelakan daun-daunnya gugur diterbangkan angin lalu jatuh begitu saja. Dan percaya, Tuhan akan menyembuhkan dan mengganti keadaan menjadi lebih baik.
Note : Just a reminder for my self, life is never flat…
Menyentuh banget Mbak…..
Terima kasih sofia 🙂